'Ibu Siti'

Hari ini seorang sahabat bercerita padaku, banyak hal... Subhanallah, aku tercengang..
Ternyata sebagian besar sahabatku tidak bahagia pada pernikahannya. Bermacam-macam masalah keluarganya yang dia tak sanggup menahannya. Bahkan banyak yang terdengar sepele. Mulai dari masalah mantan pacar suami, pekerjaan suami yang selalu pulang larut malam, bahkan sampai pada selera menu makan yang berbeda.
Begitulah wanita, emosi dan perasaan selalu mendominasi isi kepalanya, sehingga akhirnya pikirannya terkadang berfikir hal-hal yang tidak masuk akal. Wanita cenderung menuntut pasangan melakukan apa yang mereka inginkan, tanpa berfikir lagi apakah suaminya sanggup atau tidak. Menuntut bukan saja materi, tetapi ada yang lebih berat yaitu kebiasaan. Suami yang terbiasa main game akan sulit merubah kebiasaanya menjadi tilawah Al-Quran dalam waktu singkat, atau suami yang terbiasa tidur lagi setelah sholat subuh akan sulit pula merubahnya menjadi Dzikir dalam hitungan bulan......

Allah menciptakan  wanita dengan proses yang sempurna, seharusnya wanita bisa bertahan diterpa masalah apapun. Aku punya cerita, 4 tahun lalu ayah temanku meninggal karena sakit. Akupun datang dan menginap beberapa malam dirumahnya. Usiaku dan temanku saat itu 25 tahun. Pada dini hari aku dan temanku bangun dan mulai berwudhu untuk tahajud, saat melewati dapur menuju kamar mandi terlihat ibu Siti (ibu temanku) sedang menghidupkan api ditungku untuk memasak air. Setelah wudhu dan sholat aku dan teman menemani ibu yang sedang duduk di depan perapian, kebetulan disana udaranya sangat dingin. Kami terdiam beberapa menit, kemudian satu kalimat meluncur dari bibir ibu Siti, kalimat yang mengharukan.. ibunya berkata "Sejujurnya, semenjak menikah dengan bapakmu, ibu tidak pernah bahagia.." Sontak temanku terkejut. Dari wajahnya tersirat banyak sekali pertanyaan, tapi mungkin dia segan karena ada aku.
Yang aku tak habis fikir adalah, bagaimana si ibu bisa bertahan berkeluarga selama 25 tahun jika tak ada kebahagiaan di hatinya. Menurut pengakuan temanku ibu dan ayahnya sama sekali tak pernah bertengkar atau berselisih. Ahh...entahlah... Hanya ibu Siti yang tahu..
Tapi dari cerita itu, aku jadi berfikir mungkin ada ratusan atau ribuan bahkan jutaan wanita di dunia ini yang merasakan hal yang sama. Bersabar dan bertahan demi anak-anaknya. Subhanallah...
Duhai teman, BERSABAR, LAPANG DADA, MEMAAFKAN dan PERCAYA adalah kunci utama dalam berkeluarga.  Jika satu saja itu hilang, maka banyak akan timbul permasalahan. Tidakkah kita teringat kisah Asiah istri seorang Firaun yang sabar terhadap siksaan suaminya? Bahkan beliau dijamin oleh Allah sebagai Wanita Ahli Syurga. Karena apa? Karena kesabaran.. Mungkin masalah yang kita hadapi tidak seberat Asiah, tapi karena keimanan kita yang jauh lebih kecil dari Asiah yang menyebabkan kita tak sanggup bertahan, hanya karena masalah sepele..
Semoga tulisan ini bermanfaat...

Post a Comment

Previous Post Next Post