PAPER TATA KELOLA KEUANGAN
MK. MANAJEMEN STRATEGIK
OLEH : DWIKA META SETIANI (E2D013005)
GOOD
SCHOOL GOVERNANCE (GSG) BIDANG KEUANGAN
DI
YAYASAN AL-FIDA’ UNIT SDIT IQRA’1 KOTA
BENGKULU
I.
Pendahuluan
Good School Governance
(GSG) adalah sebuah perangkat pendukung untuk membentuk sebuah sekolah dengan
tata kelola yang baik. Di dalam GSG pengelolaan keuangan menjadi
salah satu pokok
bahasannya. Pengelolaan keuangan
sekolah akhir-akhir ini menjadi isu yang disorot tajam oleh berbagai pihak, termasuk di dalamnya oleh para orang tua murid
sendiri. Keterbukaan dan pertanggungjawaban mengelola keuangan menjadi sebuah
tantangan tersendiri untuk berani diungkapkan oleh pihak Manajemen Sekolah.
Sekolah/Lembaga
Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah Lembaga Publik, di mana masyarakat memberikan kepercayaannya dalam
hal pendidikan. Adanya kepercayaan masyarakat pada Sekolah/Lembaga Pendidikan
adalah sebuah amanah yang harus dikelola secara baik. Ini tertuang antara lain
dalam Prinsip-Prinsip Good School
Governance (GSG). Adapun prinsip-prinsip GSG ada 3, yaitu:
1. Prinsip Partisipasi
Keterlibatan
secara aktif para Orang Tua/Wali Murid dan Komite Sekolah dalam setiap kegiatan
di sekolah. Berperan
juga sebagai kontrol
terhadap setiap kebijakan yang
diambil oleh Manajemen Sekolah.
2. Prinsip Transparansi
Terbuka
untuk setiap kegiatan yang dijalankan oleh pihak Manajemen Sekolah, termasuk di
dalamnya adalah masalah pengelolaan keuangan. Adanya sekolah gratis, adanya BOS
(Bantuan Operasional Sekolah) terasa tidak optimal apabila Pengelola Sekolah
tidak transparan dalam mengelolanya, meskipun itu bukan dana yang berasal dari
orang tua murid. Justru ketika ada dana-dana publik masuk ke sekolah, maka
keterbukaan informasi manajemen keuangan menjadi sebuah tuntutan. Memang tidak
banyak sekolah yang berani melaporkan pengelolaan keuangannya secara
transparan. Manajemen Sekolah ditantang untuk hal yang satu ini.
3. Prinsip Akuntabilitas
Pertanggungjawaban
dana masyarakat yang sudah diberikan kepada Sekolah harus dapat diakses secara menyeluruh sebagai
bentuk pertanggungjawaban kepada para Orang Tua/Wali Murid, Komite Sekolah dan
pemangku kepentingan sekolah lainnya. Laporan Keuangan Sekolah menjadi sebuah
keharusan untuk sebuah akuntabilitas.
Yayasan
Al-Fida’ merupakan yayasan swasta yang bergerak di bidang pendidikan dan
sosial. Yayasan ini terdiri dari beberapa unit yang memiliki struktur dengan
kebijakan masing-masing, namun tetap dalam kontrol pengurus yayasan tersebut.
Adapun unit-unit yang bernaung dibawahnya adalah SDIT IQRA’1, SDIT IQRA’2,
SMPIT IQRA, Pesantren Quran, Asrama Yatim, dan SMAIT IQRA. Setiap unit memiliki
peraturan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan lingkungan dihadapi
masing-masing unit.
Yayasan
Al-Fida’ (YAF) termasuk perusahan swasta di bidang sosial dan pendidikan.
Sehingga semua peraturan yang berkaitan dengan operasional dan fungsi perusahan
dibuat oleh perusahaan sendiri. Sedangkan pemerintah mengatur dalam hal
peraturan pendidikan. Secara umum perusahan ini memiliki peraturan dan tata
kelola yang cukup baik. Mulai dari penerimaan sumber daya manusia, kurikulum
pendidikan, dan sistem pengelolaan lainnya. Selain itu struktur dewan yang
cukup jelas serta tujuan yang mulia yaitu mensejahterakan semua karyawannya.
Dalam
hal keuangan setiap unit diberi kebebasan untuk mengelola keuangan
masing-masing, dan tetap dalam kontrol bendahara pusat dalam hal ini adalah
bendahara yayasan. Adapun dana yang diperoleh untuk semua operasional yayasan
80% berasal dari siswa dan 20% dari dana BOS dan RAPBD. Dan pengalokasian dana
sudah ditetapkan oleh semua struktur yaitu sebagai berikut :
No
|
Jenis
Dana
|
Waktu
penerimaan
|
Pengguanaan
|
1
|
SPP
|
Bulanan
|
Gaji
seluruh karyawan dan guru
|
2
|
Program
Sekolah
|
Tahunan
|
Operasional
sekolah
|
3
|
Program
Kelas
|
Tahunan
|
Pembelajaran
|
4
|
Bangunan
|
Tahunan
|
Bangunan
sekolah
|
5
|
BOS
|
Per
tri wulan
|
Operasional
sekolah
|
6
|
BOPP
|
Per
tri wulan
|
Operasional
sekolah
|
Ada
pun dilihat dari sisi pengeluarannya (dana) meliputi biaya rutin dan biaya
pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke
tahun seperti gaji pegawai (guru dan karyawan), serta biaya operasional, biaya
pemeliharaan gedung, fasilitas, dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis
pakai). Sedangkan biaya pembangunan misalnya biaya pembelian atau pengembangan
tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furniture
serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.
II.
Identifikasi
Masalah
Penulis merupakan
bendahara di unit SDIT IQRA’1 sejak tahun 2009. Dalam mengelola keuangan,
bendahara dibantu oleh satu orang staff sebagai kasir atau penerimaan dana dari
siswa. Selama penulis menjadi bendahara di unit ini, ada beberapa permasalahan
yang mencerinkan ketidakbaikan pada tata kelola keuangannya, yaitu sebagai
berikut :
1. Tidak
ada panduan/SOP pengelolaan keuangan
Sejak
menjabat jadi bendahara unit, tidak ada panduan yang jelas bagaimana mengelola
keuangan yang dibakukan yayasan. Selain itu tidak pernah dijelaskan alur yang
jelas dan jalur koordinasi pencairan dana keuangan dan pertanggungjawaban
penggunaan dana (flowchart). Sehingga
sering kali terjadi kesalahfahaman. Dalam hal pencairan dana, dalam tata kelola
yang baik semestinya dilakukan oleh kepala sekolah karena kepala sekolah yang
bertanggung jawab langsung pada bendahara yayasan. Tetapi yang terjadi adalah
dalam pencairan dana sering kali dilakukan oleh wakil kepala atau staf lain
dengan persetujuan kepala sekolah hanya melalui lisan. Sehingga sulit untuk
dipertanggungjawabkan.
2. Sumber
daya manusia yang kurang terlatih.
Khusus
di unit tempat penulis bekerja, pendidikan bendahara dan staf tidak dilatarbelakangi
bidang keuangan. Namun pemilihan langsung ditunjuk, sehingga bendahara belajar
sendiri mengelola keuangan tersebut tanpa pedoman. Dan pelatihan pun sangat
jarang dilakukan, sehingga bendahara perlu belajar menangani kondisi keuangan
yang rumit sampai membuat laporan keuangan.
3. Keuangan
tidak terkomputerisasi.
Proses
pengolahan data keuangan belum terkomputerisasi karena masih menggunakan
software umum yaitu Microsoft Excel dan juga pencatatan secara manual, yang
mana dengan menggunakan Microsoft Excel pengolahan datanya masih kurang efektif
dan sering terjadi kesalahan.
4. Penyusunan
RAPBS kurang baik.
Setiap
awal tahun ajaran setiap sekolah harus membuat rencana anggaran selama 1 tahun,
dimana pada akhirnya akan menentukan besaran dana program masing-masing siswa.
Dan yang terjadi adalah RAPBS dibuat dengan mengacu pada RAPBS tahun lalu,
tetapi tidak diteliti lagi kebutuhan dan rancangan yang lebih matang. Sehingga
RAPBS tidak bisa dijadikan acuan dalam pengolahan dana. Dana digunakan mengalir
saja sesuai kebutuhan operasional sekolah, sehingga sering terjadi defisit
anggaran.
III.
Tata
Kelola Keuangan yang Baik
Tata
kelola sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kesuksesan
sekolah dalam merumuskan dan melakukan proses untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dengan pengelolaan sekolah yang baik dan update, maka proses pengajaran akan
dapat direncanakan dan dievaluasi, sehingga dapat terlaksana dengan efektif.
Pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang memungkinkan pesertanya untuk
dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan sesuai
dengan yang diharapkan.
Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki mutu
manajemen sekolah sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan, dimana tata
sekolah yang efektif akan dapat menentuka keberhasilan pendidikan.Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki mutu
manajemen sekolah sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan, dimana tata
sekolah yang efektif akan dapat menentuka keberhasilan pendidikan.
Berdasarkan
ilmu tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governence), untuk menyelesaikan permasalah yang ada di
lingkungan SDIT IQRA’1 Yayasan Al-Fida’ khususnya bidang keuangan, perlu adanya
perbaikan sebagai berikut :
1.
Penyusunan Standard Operating
Procedure (SOP) dan Penatausahaan keuangan.
Sistem
Pengendalian Internal (Internal Control
System-ICS) dalam bentuk Standard
Operating Procedure (SOP) merupakan suatu kebutuhan nyata bagi semua
perusahaan dalam berbagai tingkatan skala usaha.
Setiap
fungsi yang ada dalam suatu perusahaan, seperti fungsi keuangan, pemasaran,
produksi, sumber daya manusia, dan fungsi-fungsi lainnya harus dapat mendesain
SOP yang dimilikinya sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi, saling terkait
dan adanya ketergantungan satu sama lainnya, yang akan memudahkan pengawasan
dan pengendalain dalam sistem operasi perusahaan secara keseluruhan.
SOP
sebagai pedoman kerja dan alat komunikasi, akan mendorong dipatuhinya praktek
bisnis yang sehat, dikembangkannya koridor yang sistematis, efektif, efisien,
dan produktif.
SOP
(Standard Operating Procedure), yang terkait dengan keuangan, diperlukan dalam
sebuah perusahaan. Tanpa aturan yang jelas untuk pengelolaan keuangan maka
sangat dimungkinkan terjadi penyelewengan atau pemborosan.
Dalam
menyusun atau mengembangkan suatu SOP, maka harus dievaluasi terlebih dahulu
struktur organisasi perusahaan tersebut, job
description dan requirement
manusia pelaksananya, dan kegiatan operasi masing-masing fungsi, untuk dilihat
penggabungannya dalam suatu sistem yang terpadu sebagai suatu SOP.
Dengan
dibentuknya SOP di sekolah, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut
:
1. Memberikan
pedoman kebijakan, alur dan prosedur akuntansi keuangan yang harus ditempuh
agar sesuai dengan perkembangan praktik-praktik akuntansi yang lazim berlaku di
Indonesia, serta memudahkan dalam menyusun laporan keuangan bagi staf akuntansi
dan keuangan (instruction).
2. Agar
terdapat keseragaman dan konsistensi dalam pencatatan transaksi keuangan (consistency).
3. Agar
terjaga kualitas laporan keuangan yang dapat diandalkan (accuracy), netral / tidak berpihak (neutrality), memberikan informasi yang lengkap (full disclosure /
completeness), dan dapat diperbandingkan (comparability).
4. Agar
mampu menghasilkan laporan keuangan yang tepat waktu (timelines) dan dapat
dimengerti (understandability),
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (decision supports) bagi semua pemakai
laporan.
5. Agar
aktivitas keuangan dijalankan dengan sistem pengendalian internal yang memadai.
2.
Sumberdaya manusia yang kurang
profesional
Pelatihan
untuk bendahara sekolah sangat perlu agar bendahara memahami dan terampil
mengelola keuangan sekolah serta hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan.
Selain itu pelatihan ini berguna agar faham dan terampil menyusun laporan
keuangan sekolah.
3.
Keuangan tidak terkomputerisasi.
Untuk
menyelesaikan permasalahan ini, sudah semestinya sistem keuangan sekolah
dilakukan dengan sistem akuntansi yang disusun terkomputersasi, agar dapat memproses
dan validasi data secara otomatis dan lebih cepat. Tujuan dari sistem akuntansi
ini adalah untuk memastikan bahwa data keuangan dan transaksi ekonomi
diinputkan secara tepat kedalam catatan akuntansi, serta laporan-laporan yang
perlu disajikan secara akurat dan tepat waktu.
Penggunaan
Software Sistem Informasi Keuangan
(SIU) bisa menjadi alternatif untuk pengelolaan keuangan agar lebih akuntabel,
efektif, dan transfaran. Sistem ini sangat berguna dalam pembuatan Rancangan
Anggaran Belanja dan Pendapatan Sekolah (RAPBS). Selain itu juga berfungsi
untuk mencatat semua data pemasukan dan pengeluaran sekolah. Dan setelah semua
transaksi dimasukkan, dapat mengecek implementasi RAPBS dilapangan berdasarkan
data pemasukan dan pengeluaran yang masukkan. Sehingga apa nantinya yang
diperlukan terkait dengan keuangan dapat tersaji dengan cepat dan akurat.
4.
RAPBS
Penganggaran
merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget). Sementara itu anggaran atau budget adalah merupakan
rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang
yng digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga
dalam kurun waktu tertentu. Anggaran adalah sejenis rencana yang menggambarkan
rangkaian tindakan atau kegiatan dalam bentuk angka-angka dari segi uang untuk
suatu jangka tertentu.
Dari
pengertian di atas, tampak bahwa penganggaran dan anggaran tidak semata-mata
berkaitan dengan uang, namun juga memberi gambaran tentang program kegiatan
yang akan dilaksanakan disertai dengan besaran dana/biaya yang dialokasikannya,
sehingga terdapat dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu besaran dana
untuk membiayai kegiatan serta kegiatannya sendiri.
Dengan
demikian, sekolah wajib membuat RAPBS yang benar-benar merencanakan yang mana dapat
menggambarkan kegiatan/program yang akan atau sudah dilaksanakan serta besaran
biaya yang dikeluarkan sehingga dapat diketahui efektifitas dan efesiensi
pelaksanaan program yang tecantum dalam anggaran.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam
menyusun rencana keuangan sekolah sebagai berikut:
1.
Perencanaan harus realistis
Perencanaan
harus mampu menilai bahwa alternatif yang dipilih sesuai dengan kemampuan
sarana/fasilitas, daya/ tenaga, dana, maupun waktu.
2.
Perlunya koordinasi dalam perencanaan
Perencanaan
harus mampu memperhatikan cakupan dan sarana/volume kegiatan sekolah yang
kompleks.
3.
Perencanaan harus berdasarkan
pengalaman, pengetahuan, dan intuisi.
Pengalaman,
pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisa berbagai kemungkinan yang terbaik
dalam menyususn perencanaan.
4.
Perencanaan harus fleksible (luwes).
Perencanaan
mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan yang tidak diperhatikan sebelumnya
tanpa harus membuat revisi.
5.
Perencanaan yang didasarkan penelitian
Perencanaan yang
berkualitas perlu didukung suatu data yang lengkap dan akurat melalui suatu
penelitian.
Karena
sekolah swasta tidak dapat sepenuhnya mengandalkan dana Pemerintah, Sekolah harus
dapat menyusun Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yang
baik dan benar. Sekolah swasta ini sebagian besar sumber pembiayaannya adalah
non Pemerintah yaitu para wali siswa, maka sudah seharusnya dikelola dengan
prinsip akuntabilitas dan transparansi atau biasanya disebut
sebagai Good School Governance.
IV.
Penyusunan
Strategi
DAFTAR
PUSTAKA
__________,
“Program Tata Kelola Sekolah”. 8 Januari 2015. http://indonesiaberkibar.org/id/program-tata-kelola-sekolah
__________,
“SOP Bagian Keuangan. 8 Januari 2015. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/sop-bagian-keuangan
Nugroho,
Kurniadi W., “Good School Governance (GSG)”. 8 Januari 2015. https://keuangansekolah.wordpress.com/good-school-governance/
Yulianto,
Eko. “Sistem Informasi keuangan Beserta Implementasi Analisa Perancangan”. 8
Januari 2015. http://ekochayoo84.blogspot.com/2014/01/sistem-informasi-keuangan-beserta.html
Tags:
Makalah dan Paper Ilmiah