Dakwah dengan Teladan

         Di tahun keenam hijriyah, Rasulullah SAW berniat memperluas wilayah cakupan dakwah beliau kepada Allah, untuk menyeru umat manusia kepada Islam. Di antara orang yang mendapat seruan Rasulullah SAW adalah Tsumamah bin Utsal al-Hanafi, pemimpin negeri Yamamah. tetapi Tsumamah menolak seruan tersebut, bahkan berniat membunuh Rasulullah SAW.
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah ra, katanya: "Rasulullah SAW. mengirim satu pasukan berkuda ke daerah Najd. Mereka pulang dengan membawa seorang tawanan lelaki dari Bani Hanifah bernama Tsumamah bin Utsal, pemimpin penduduk Yamamah. Lalu mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid."

Satu hari Rasulullah SAW. keluar menemui tawanan tersebut. Baginda bertanya: "Bagaimana keadaanmu, wahai Sumamah?" 

Tawanan itu menjawab: "Baik-baik saja wahai Muhammad. Jika kamu mau membunuh aku maka bunuhlah, memang sepatutnya kau melakukannya. Jika kamu memberikan suatu nikmat (tinggalkan dengan tidak membunuh aku) maka aku ucapkan berbanyak terima kasih. Jika kamu meminta harta maka aku akan berikan berapa banyak yang kamu mau."
Rasulullah SAW. lalu meninggalkan tawanan tersebut.

Keesokkan harinya baginda menemui tawanan itu kembali, lalu baginda bertanya: "Bagaimana keadaanmu wahai Sumamah?"

Tawanan itu menjawab: "Aku tidak mau berbicara denganmu. Jika kamu mau memberikan satu nikmat maka berikan kepada orang yang mau berterima kasih. Jika kamu mau membunuh aku bunuhlah, aku adalah orang yang memang berhak untuk dibunuh. Jika kamu menghendaki harta maka mintalah berapa banyak yang kamu mau maka aku akan berikan apa yang kamu mau." 
Lalu Rasulullah SAW. meninggalkannya.

Esoknya, Rasulullah SAW. bertanya lagi: "Bagaimana keadaanmu wahai Sumamah."

Sumamah berkata: "Jika kamu memberikan satu nikmat maka aku akan ucapkan terima kasih, sekiranya kamu mau membunuhku maka bunuhlah, sekiranya kamu mau harta, aku akan berikan kepada kamu berapa banyak yang kamu inginkan. 

Kemudian Rasulullah SAW meminta kepada para Sahabat: "Lepaskan Sumamah." Lalu Sumamah pun berangkat menuju ke kawasan kebun tamar. Dalam dirinya mulai terasa kedamaian dan ingin kembali kepada Rasulullah.

Setelah mandi lalu dia memasuki masjid dan mengucapkan kalimat: 
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba serta utusanNya. Wahai Muhammad! Di muka bumi ini tidak ada wajah yang paling aku benci daripada wajahmu sebelum ini. Tetapi sekarang wajahmulah yang paling aku suka di antara wajah-wajah yang pernah aku temui. Sebelum ini tidak ada agama yang paling aku benci daripada agamamu dan sekarang hanya agamamu lah yang paling aku sukai di antara agama-agama yang pernah aku temui. Dahulu negerimulah yang paling aku benci, tetapi sekarang negerimulah yang paling aku cintai di antara negeri-negeri yang pernah aku kenal. Sesungguhnya pasukan berkudamu selalu mengawasiku sedangkan aku ingin melakukan umrah. Bagaimana ini?" 

Rasulullah saw lalu menyampaikan berita gembira kepada Sumamah bahwa dia boleh melakukan umrah. Ketika sampai di Kota Mekah seorang bertanya kepadanya: Kamu sudah keluar dari agamamu? Sumamah menjawab: "Tidak. Tetapi aku sudah memeluk Islam dan tunduk kepada Rasulullah saw. Demi Allah, tidak akan ada sebiji gandum pun dari Yamamah yang akan sampai kepada kamu sebelum mendapat keizinan Rasulullah saw." (HR. Bukhari-Muslim)

Dikutip dari buku “Nurani Cinta Yang Hilang”, Abu Al-Ghifari, Penerbit Mujahid Press


Post a Comment

Previous Post Next Post