**Bagaimana kita bisa mencapai kebahagiaan sejati
jika tindakan dan keputusan kita dipengaruhi oleh keinginan orang lain?**
Dalam kehidupan dewasa ini, seringkali kita tanpa sadar terperangkap dalam belenggu ekspektasi orang lain. Mengikuti arus dan mengutamakan keinginan orang lain bisa menjadi beban berat yang membebani diri kita sendiri. Kita secara alami cenderung memenuhi harapan orang lain demi mendapatkan persetujuan atau mencari penerimaan sosial. Namun, hal ini dapat merugikan kita secara emosional dan mental.
Jika ingin jujur, sudahkan kita melakukan sesuatu dan berjuang demi membahagiakan diri kita sendiri? Apakah justru selama ini usaha dalam hidup kita hanya demi pengakuan orang lain. Kerja keras kita hanya ingin dianggap orang lain dan diakui bahwa kita mampu. Melelahkan bukan?
Tanpa sadar hidup kita kadang mengikuti standar yang dibuat orang lain. Misal, kita disebut kaya jika memiliki banyak uang, mobil dan rumah mewah dan banyak aset. Atau seorang wanita disebut cantik jika memiliki kulit yang putih, tubuh tinggi langsing, hidung mancung, dan seterusnya yang dibuat oleh orang-orang.
Dan parahnya hal ini membuat kita tanpa sadar mengikuti standar yang dibuat orang lain itu. Lalu kita mati-matian hidup demi mengejarnya. Sehingga menjadikan kita materialis yang menghalalkan berbagai cara, bahkan merugikan diri sendiri.
Jika kita merenungi perjalanan hidup kita dari lahir sampai sekarang, sadarkah
bahwa kita sudah kaya. Kita sudah cantik. Hidup kita berlimpah, penuh keajaiban dan kebahagiaan.
Maka berhentilah hidup demi pengakuan dan standar orang lain. Berbahagialah
untuk diri sendiri. Jika kita terus mengejarnya, kita akan tergerus pada paradigma
sosial yang semua itu di luar kendali kita.
Happy Mom and Her Daughter |